Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Cara Terbaik Memuliakan Ilmu – Ringkasan Syarah Ta’dzhimul Ilmi (Bag. Pertama)

Reading Time: 4 minutes

Cara Terbaik Memuliakan Ilmu – Ringkasan Syarah Ta’dzhimul Ilmi (Bag. Pertama)

Disarikan dari Kitab Syarah Ta’dzhimul Ilmi Karya Syaikh Shalih bin Hamad al Ushaimi حفظه الله تعالى


Bismillahi wal hamdulillah, wasshalaatu wassalamu ‘ala rasulillah, wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa man waalah, amma ba’du,

Allah ﷻ menjadikan Ilmu sebagai kemuliaan bagi mereka yang beriman, mereka mulia dengan ilmu bukan hanya karena ilmu itu mereka hafalkan dan mereka dakwahkan namun ilmu yang orang beriman miliki adalah ilmu yang diamalkan, maka dari itu mulia mereka yang mengamalkan apa yang mereka ilmui, Allah ﷻ berfirman

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ١١ 

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan”

Qs. Al Mujadalah 11

Serta menjadi kewajiban bagi kita seorang muslim untuk belajar dan berilmu, yang paling dasar adalah ilmu keislaman dan tata cara ibadah begitupula yang selanjutnya, sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda tentang wajibnya menuntut ilmu,

طلبُ العِلمِ فريضةٌ على كلِّ مسلمٍ

“Menuntut Ilmu adalah kewajiban bagi setiap Orang Islam”

HR. Ibnu Majah 224

Cara Terbaik Memuliakan Ilmu

Dalam salah satu karangan yang bagus di masa ini menjelaskan tentang bagaimana cara terbaik seorang mukmin mendapat serta memuliakan ilmu yang dia dapatkan, itu adalah karangan Fadhilatus Syaikh Shalih bin Abdillah bin Hamad al Ushaimi hafidzahullahu ta’ala dengan nama risalahnya Khulashah Ta’dzhimul Ilmi yang telah beliau syarah dalam darsnya juga telah dikitabkan syarahnya tersebut dalam Kitab Syarah Khulashah Ta’dzhimul Ilmi, yang mana ada 20 Point penting yang beliau cantumkan terkait cara terbaik menjadi seseorang yang membawa ilmu yang mulia, in syaa Allah dalam beberapa tulisan saya nanti, saya akan meringkaskan point – point tersebut dengan izin Allah agar bermanfaat bagi pembaca dan ummat secara umumnya

Point Pertama : Membersihkan Tempat Bersemayam Ilmu

Hal yang unik dari risalah ini adalah penulis memulai point pertama bukan dari Niat sebagaimana banyak risalah semisal, namun yang pertamakali penulis letakan adalah Membersihkan tempat niat itu sendiri yaitu Hati, yang mana Jika hati ini bersih maka bersih pula apa yang akan masuk kedalamnya

Semakin bersih hati seseorang maka semakin mudah ilmu yang mulia menetap didalamnya, Ilmu adalah Berlian Indah yang tidak layak kecuali berada dihati yang Suci.

Bersihnya hati dari penyakit yang ada didalamnya, yaitu penyakit Syahwat dan penyakit Syubhat. Karena ilmu adalah cahaya dari Allah, maka malu lah kita jika hati masih ternodai dengan Syahwat yang menghasut dan Syubhat yang merusak, Rasulullah ﷺ bersabda :

إنَّ اللهَ لَا يَنظُرُ إِلَى صُوَرِكُم، وَلَا إِلَى أَموَالِكُمْ، وَلَكِن يَنظُرُ إِلَى قُلُوبِكُم وَأَعمَالِكُم

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian, dan tidak pula kepada harta kalian, namun Allah memperhatikan hati dan amal kalian”

HR.Muslim 6708

Sebagai seorang mukmin dan tholibul ilmi (penuntut ilmu) maka sudah sepatutnya kita bermuhasabah dan membersihkan diri kita dari tontonan, konten serta semua hal yang membuat Syahwat itu tumbuh dalam hati serta Syubhat tertanam didalamnya, karena gelas yang kotor tidak akan bisa menampung air yang bersih.

Point Kedua : Mengikhlaskan Niat Dalam Belajar

Sesungguhnya Ikhlasnya niat adalah Asas utama dalam menerima ilmu serta jalan terbaik untuk mendapatkannya, karena menuntut ilmu adalah ibadah maka keikhlasan adalah kunci keberhasilannya

Allah ﷻ berfirman :

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)
Tidak ada yang pernah berhasil baik dari kalangan salaf maupun khalaf dalam menuntut ilmu kecuali mereka yang ikhlas dalam melakukannya, karena sesungguhnya ilmu hanya akan didapatkan sesuai dengan kadar keikhlasan seorang hamba
Diantara bentuk ikhlasnya seseorang dalam menuntut ilmu adalah Mengangkat kebodohan dari dirinya serta mengamalkannya yang mana ilmu yang dia dapatkan bisa menjadi petunjuk baginya dan semakin mendekatkan dirinya kepada Allah ﷻ ditunujukkan dengan berubahnya pribadi menjadi lebih baik dan bertakwa serta tawadhu rendah hati, yang kedua adalah Mengangkat kebodohan dari orang lain dengan mengajarkan ilmu kepada orang lain serta mendakwahkannya dengan hikmah. Barangsiapa yang menyianyiakan keikhlasan maka dia akan kehilangan ilmu yang banyak serta kebaikan yang berlimpah.

Point Ketiga : Mengumpulkan Tekad dari Jiwanya

Tekad dari dalam Jiwa tidak akan muncul tanpa kita Bersemangat atas apa yang bermanfaat, meminta pertolongan kepada Allah ﷻ serta Menyingkirkan rasa malas dan lemah dari dalam diri.

Semua hal yang disebutkan diatas telah terangkum dalam satu hadits Nabi ﷺ yang berbunyi :

احرص على ما ينفعك، واستعن بالله ولا تعجز

“Semangatlah atas apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah serta jangan Lemah !”

HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Majah

al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullahu ta’ala berkata dalam kitabnya (al Fawaid) :

“إذا طلع نجمُ الهمة في ليل البطالة، وردفه قمر العزيمة؛ أشرقت أرض القلب بنور ربها”

“Jika muncul bintang yang bernama Tekad di tengah gelapnya malam kemalasan, dan menyertainya bulan keinginan yang kuat, maka bersinarlah hati dengan cahaya Rabbnya”

Ketahuilah al Imam Ahmad bin Hanbal dikala kecil ingin keluar menuju masjid sebelum subuh agar bisa duduk dibarisan terdepan di halaqah guru-gurunya namun ibunya menahannya hingga adzan subuh berkumandang. Ketahuilah al Khatib al Baghdadi mempelajari Shahih al Bukhari seluruhnya dihadapan gurunya Syaikh Ismail al Hirry dalam 3 majlis / 3 duduk, dua diantaranya dilaksanakan malam hari selepas maghrib hingga shalat subuh dan pertemuan terakhir dilaksanakan tengah hari hingga adzan maghrib serta masih banyak lagi kisah tentang Pengorbanan buah dari Tekad dalam Jiwa yang kuat para ulama terdahulu hingga hari ini.

Menjadi pribadi yang baik dalam mengemban ilmu adalah dengan memperbaiki diri agar ilmu itu layak bersemayam dalam jiwa dan diri kita ini, in syaa Allah pada pembahasan selanjutnya saya akan menuliskan tiga point lanjutan dari point – point yang ada di Risalah Khulashah Ta’dzhimil Ilmi karya Fadhilatus Syaikh Shalih bin Hamad al Ushaimi hafidzahullahu ta’ala

Wa shallallahu ‘alaa nabiyyina musthafa wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa man waalah


Thariq Aziz al Ahwadzy

Abha, 13 Safar 1445H / 29 Agustus 2023


Baca Juga :

Membersihkan Hati Tempat Semayam Ilmu

Khutbah Jum’at | Dampak Buruk Dosa dan Maksiat

Sifat – Sifat Terpuji Hamba Pilihan ar Rahman (Part 2)

Share:

Ust. Thariq Aziz al Ahwadzy

Thariq Aziz al Ahwadzy, seorang penuntut ilmu yang menyukai dunia pendidikan dan dakwah islam yang kaaffah, saat ini masih menempuh pendidikan di King Khalid University, Abha, Arab Saudi jurusan Ushuluddin dan Dakwah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: