Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Cara Terbaik Menjadi Penuntut Ilmu – Ringkasan Syarah Ta’dzhimul Ilmi (Bag. Kedua)

Reading Time: 5 minutes

Cara Terbaik Menjadi Penuntut Ilmu – Ringkasan Syarah Ta’dzhimul Ilmi (Bag. Kedua)

Disarikan dari Kitab Syarah Ta’dzhimul Ilmi Karya Syaikh Shalih bin Hamad al Ushaimi حفظه الله تعالى


Bismillahi wal hamdulillah, wasshalaatu wassalamu ‘ala rasulillah, wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa man waalah, amma ba’du,

Allah ﷻ menjadikan Ilmu sebagai kemuliaan bagi mereka yang beriman, mereka mulia dengan ilmu bukan hanya karena ilmu itu mereka hafalkan dan mereka dakwahkan namun ilmu yang orang beriman miliki adalah ilmu yang diamalkan, maka dari itu mulia mereka yang mengamalkan apa yang mereka ilmui, Allah ﷻ berfirman

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ١١ 

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan”

Qs. Al Mujadalah 11

Serta menjadi kewajiban bagi kita seorang muslim untuk belajar dan berilmu, yang paling dasar adalah ilmu keislaman dan tata cara ibadah begitupula yang selanjutnya, sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda tentang wajibnya menuntut ilmu,

طلبُ العِلمِ فريضةٌ على كلِّ مسلمٍ

“Menuntut Ilmu adalah kewajiban bagi setiap Orang Islam”

HR. Ibnu Majah 224

Cara Terbaik Menjadi Penuntut Ilmu

Dalam salah satu karangan dan risalah yang terbaik di masa ini menjelaskan tentang bagaimana cara terbaik seorang mukmin mendapatkan serta memuliakan ilmu yang dia dapatkan, risalah itu adalah karangan Fadhilatus Syaikh Shalih bin Abdillah bin Hamad al Ushaimi hafidzahullahu ta’ala dengan nama risalahnya Khulashah Ta’dzhimul Ilmi yang telah beliau syarah dalam darsnya juga telah dikitabkan syarahnya tersebut dalam Kitab Syarah Khulashah Ta’dzhimul Ilmi, yang mana ada 20 Point penting yang beliau cantumkan terkait cara terbaik menjadi seseorang yang membawa ilmu yang mulia, dan saya telah tuliskan bagian pertamanya di artikel sebelumnya dan in syaa Allah dalam beberapa tulisan saya nanti, saya akan menyelesaikan ringkasan point – point tersebut dengan izin Allah agar bermanfaat bagi pembaca dan ummat secara umumnya

Point Keempat : Memfokuskan Semangat dalam mempelajari Ilmu al Quran dan as Sunnah

Sesungguhnya setiap ilmu berasal dari Kalam Allah dan RasulNya ﷺ adapun sisanya adalah ilmu yang hadir untuk menopang keduanya atau ilmu asing (cabang ilmu baru) yang tidak mengapa kita tidak menguasainya

Ilmu yang kita bahas disini hanya ilmu yang terkait urusan akhirat tidak termasuk ilmu yang berkembang untuk maslahat dunia manusia, karena ilmu tersebut bermanfaat secara umum meski tidak wajib semua muslim menguasainya namun kaum muslimin secara umum haruslah menguasainya agar tidak tertinggal dan menjadi ketergantungan dengan orang kafir

Ilmu yang utama adalah al Qur’an dan as Sunnah, sehingga barangsiapa yang hendak menguasai ilmu – ilmu agama ini maka haruslah menguasai keduanya secara baik dan benar, kemudian Ilmu yang menopang keduanya diantaranya adalah ilmu alat tentang bahasa Arab, karena dengannya al Qur’an dan Sunnah dapat difahami dengan baik, kemudian ilmu Ushul Fiqh, Tafsir dan selainnya yang bermanfaat dan perlu untuk dikuasai, kemudian Ilmu yang asing tidak perlu seorang muslim menguasainya bahkan terkadang menjadi haram untuk menguasainya seperti ilmu sihir, ilmu falak (astrologi), ilmu Filsafat dan semisalnya

Hammad bin Zaid rahimahullahu ta’ala berkata : Aku bertanya pada Ayyub as Sikhtiyaani rahimahullahu ta’ala “Apakah ilmu dihari ini lebih banyak atau sebelumnya lebih banyak?”, beliau menjawab : “Hari ini perdebatan dan perkembangan ilmu lebih banyak adapun ilmu itu sendiri di masa lalu lebih banyak

Ilmu dimasa Salaf atau tiga generasi terbaik ummat ini jauh lebih banyak dan bermutu, adapun yang datang setelahnya seringkali hanya berbentuk perbedaan pendapat, perdebatan, penjelasan dan perincian yang bahkan terkadang dibangun diatas pemahaman yang keliru

Point Kelima : Sikap Bersungguh-sungguh yang mengantarkan kita pada keberhasilan menuntut ilmu

Setiap hal yang dicari memiliki caranya sendiri yang dapat mengantarkan kita berhasil menguasainya, maka barangsiapa yang bersungguh-sungguh dalam mencari sesuatu maka dia akan mendapatkannya dan barangsiapa yang berpaling dari cara yang tepat maka dia tidak akan memperolehnya. Begitupula mencari ilmu, dalam memperolehnya membutuhkan cara yang benar dan barangsiapa yang keliru menempuh jalannya maka akan tersesat dan tidak akan mendapatkan tujuannya, bisa jadi hanya mendapatkan sedikit faidah padahal telah lelah menempuh belajar

Adapun cara terbaik dalam menuntut ilmu dibangun atas 2 hal,

Pertama : Menghafal Matan yang Direkomendasikan, dengan menghafal matan yang direkomendasikan mulai dari menghafal Kitabullah, kemudian Hadits-hadits nabi yang Shahih kemudian matan-matan ilmiyyah seperti Ushul Tsalatsah, Qowaidul Arba’, Tuhfatul Athfal, Alfiyah ibnu Malik dan semisalnya maka kita dapat menguasai berbagai cabang ilmu dengan baik dan terpatri dalam hafalan, barangsiapa yang belajar tanpa menghafal maka tidak akan menjadi rasikh / paten ilmunya.

Kedua : Mempelajari ilmu dengan sistem talaqqi dan mendengar kajian atau pelajaran, ada dua sistem seseorang belajar dengan cara ini, yang pertama tujuannya adalah Mendapatkan Faidah (istifadah) dengan mencatat dan bertalaqqi langsung dengan para ulama untuk mendapatkan ilmu dan memahaminya dari penjelasan ulama tersebut ini adalah sistem yang paling umum dan yang kedua adalah Nasihah yaitu bisa dengan bentuk sistem seorang syaikh tertentu yang dirancang untuk diikuti, dipelajari dan menjadi petunjuk bagi penuntut ilmu (kurikulum mandiri) atau berbentuk Kurikulum yang telah disempurnakan oleh para masyaikh yang mengajari ilmu tersebut, sesuai dengan sistem pembelajaran yang terbaik untuk pelajar dengan berbagai pertimbangan sesuai kaidah pendidikan ilmiah seperti yang dijelaskan oleh Imam as Syathibi dalam kitabnya al Muwafaqaat, sistem pembelajaran sangatlah penting untuk penuntut ilmu, tanpa sistem yang telah tersusun secara sistematis maka akan kesulitan seorang penuntut ilmu menguasai cabang ilmunya meski telah menghabiskan waktu yang sangat lama

Point Keenam : Mempelajari berbagai disiplin ilmu, dan mulailaih dari yang paling penting

al Imam Ibnul Jauzy rahimahullahu ta’ala dalam buku shaidul khatirnya menyampaikan sebuah syair :

Mengumpulkan Semua Cabang Ilmu itu Terpuji

مِن كل فنٍّ خُذ و لَا تجهَل بهِ — فَالحُرُّ مُطَّلعٌ على الأسرارِ

Pelajarilah Semua Cabang Ilmu jangan sampai Tidak tahu sama sekali — Karena orang yang merdeka mengetahui banyak rahasia

Fadhilatus Syaikh Muhammad bin Mani’ dalam bukunya Irsyadut Thullab : “Tidaklah pantas bagi seorang penuntut ilmu meninggalkan salah satu cabang ilmu yang bermanfaat yang membantunya memahami al Qur’an dan as Sunnah, padahal dia mampu untuk mempelajarinya dan tidak seharusnya ilmu yang tidak dia kuasai itu menjadi aib baginya sehingga mengurangi kredibilitas keilmuannya, sesungguhnya ini adalah kecacatan dan kehinaan, karena orang yang berakal seharusnya berbicara dengan ilmu dan diam dengan hilm (rendah hati)

Mengumpulkan Semua Cabang Ilmu itu Terpuji namun dengan memperhatikan dua hal penting ;

Pertama : Mendahulukan yang terpenting kemudian yang penting, yang paling penting adalah al Qur’an dan as Sunnah dan ilmu yang menjadi dasar seseorang untuk beribadah kepada Allah dengan sebaik-baiknya

Kedua : Mempelajari cabang ilmu lainnya dengan menghafal dan mempelajari Ringkasan dan Matan ringkas dari setiap disiplin ilmu, sampai sempurna semua disiplin ilmu yang bermanfaat, adapun setelahnya jika dia mendapatkan dirinya lebih mudah menguasai salah satu cabang ilmu maka sebaiknya dia memfokuskan dirinya dalam memperdalam disiplin ilmu tersebut hingga dia menjadi ahli dalam ilmu tersebut

Pelajarilah semua disiplin ilmu secara umum, dan kuasailah salah satu dari disiplin ilmu yang paling kita sukai dan mudah untuk kita kuasai.

Menjadi pribadi yang baik dalam mengemban ilmu adalah dengan memperbaiki diri agar ilmu itu layak bersemayam dalam jiwa dan diri kita ini, in syaa Allah pada pembahasan selanjutnya saya akan menuliskan tiga point lanjutan dari point – point yang ada di Risalah Khulashah Ta’dzhimil Ilmi karya Fadhilatus Syaikh Shalih bin Hamad al Ushaimi hafidzahullahu ta’ala

Wa shallallahu ‘alaa nabiyyina musthafa wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa man waalah


Thariq Aziz al Ahwadzy

Abha, 15 Safar 1445H / 01 September 2023


Baca Juga :

Membersihkan Hati Tempat Semayam Ilmu

Cara Terbaik Memuliakan Ilmu – Ringkasan Syarah Ta’dzhimul Ilmi (Bag. Pertama)

Syarah Hadits Arba’in (1) Niat Awal Dari Segalanya

Share:

Ust. Thariq Aziz al Ahwadzy

Thariq Aziz al Ahwadzy, seorang penuntut ilmu yang menyukai dunia pendidikan dan dakwah islam yang kaaffah, saat ini masih menempuh pendidikan di King Khalid University, Abha, Arab Saudi jurusan Ushuluddin dan Dakwah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: