Beradab Sebelum Berilmu
Tulisan Singkat seorang Penuntut Ilmu
Bismillahi wal hamdulillah, wasshalaatu wassalamu ‘ala rasulillah, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa man waalah, amma ba’du
Akhir-akhir ini banyak fenomena-fenomena menyedihkan di tengah ummat ini, kita pernah dengar seorang anak membunuh orang tuanya karena sesuatu yang diinginkannya, kita juga pernah dengar dan lihat murid yang menantang bahkan membunuh gurunya karena sang guru mengarahkannya atau menegurnya, kita sudah bosan melihat pergaulan bebas generasi muda sekarang yang penuh kehinaan, syahwat dan permusuhan, seolah perbedaan mereka dengan hewan hanya pakaian dan cara berjalannya saja, wal ‘iyaadzubillah
Rasulullah ﷺ telah mengabarkan hal tersebut dalam sabda beliau
فَإِنَّهُ لَا يَأتِي عَلَيكُم زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعدَهُ هُوَ شَرٌّ مِن قَبلُ
“Tidaklah pada kalian datang suatu zaman kecuali setelahnya lebih buruk daripada sebelumnya”
HR. Bukhari 7068
Telah kita ketahui bahwa orang tua kita mengajarkan kita agar memiliki adab dan tatakrama yang benar dan baik, tak dapat dipungkiri bahwa guru kita di sekolah, guru kita di pengajian sebagian besar mereka mendidik kita agar memiliki karakter yang baik dan budi pekerti yang luhur, bahkan beberapa negara maju seperti Jepang misalnya, menjadikan pendidikan moral adalah pendidikan dasar mereka, yang mana mereka tidak menitik beratkan materi pelajaran sampai materi moral selesai, sistem itu adalah sistem yang digunakan oleh Non-Muslim, namun kita sebagai Muslim seharusnya lebih bangga karena jauh sebelum negeri Jepang berdiri seperti sekarang, tepatnya 1400 tahun yang lalu Rasulullah ﷺ telah mengajarkan, telah mentarbiyah para sahabatnya dengan akhlak mulia, bahkan sebelum Beliau ﷺ menjadi Nabi, Allah ﷻ menganugerahkan akhlak yang terpuji untuk beliau, sebagaimana firman Allah ﷻ dalam kitabNya
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ (٤)
“Dan sungguh engkau atas akhlak yang mulia”
QS. al Qolam : 4
dan beliau ﷺ diutus pun untuk menyempurnakan Akhlak yang mulia sebagaimana beliau katakan
“إِنَّمَا بُعِثتُ لِأُتمِّمَ مَكَارِمَ الأخلاَق”
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”
HR. Imam Ahmad 8952
Karena akhlak yang mulia adalah perkara penting dalam agama ini, yang mana setiap insan harus memilikinya sesuai kadar kemampuannya, karena dengannya agama ini akan mudah diterima disegala penjuru,karena sebelum Rasulullah ﷺ diutus dengan risalahnya, Allah anugerahkan beliau ﷺ dengan akhlak terpuji, bahkan orang-orang kafir Quraisy pun mengakui hal tersebut maka dari itu beliau mendapat gelar al-Amiin (Yang dipercaya) amanah terhadap diri beliau ﷺ , yang mana beliau ﷺ tidak pernah berbohong dan berkhianat hingga orang-orang kafir qurays pun menggelari beliau dengan gelar tersebut.
Begitupula kita seorang muslim penuntut ilmu, seyogyanya bagi kita untuk mempelajari akhlak dan adab yang baik, dan menerapkannya dalam kehidupan kita, karena akhlak yang baik memiliki posisi yang tinggi di akhirat kelak, pemberat timbangan amal seseorang sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ
مَا مِن شَيءٍ أَثقَلُ فِي المِيزَان مِن حُسنِ الخُلُقِ
“Tiada perkara yang lebih berat di timbangan amal dibandingkan akhlak yang baik”
HR. Abu Daud 4799
Maka dari itu sebagai penuntut ilmu syar’i dan seorang muslim yang baik, kita harus mempelajari dan menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, karena dengan akhlak yang mulia kita memuliakan ilmu yang kita miliki dan mudah untuk berdakwah kepada ummat
Imam Sufyan at Tsauri rahimahullahu ta’ala berkata : “Sesungguhnya seseorang sebelum menulis hadits (menuntut ilmu) harus mempelajari adab dan ibadah dua puluh tahun lamanya (agar dia kuasai dengan benar) sebelum mempelajari hadits” (Hilyah Auliyaa’, Abu Nu’aim al Ashbahani 6/361)
Imam Abdullah ibnu Mubarak rahimahullahu ta’ala berkata : “Kami lebih membutuhkan adab melebihi kebutuhan kami terhadap ilmu” (al Jaami’ li akhlaaqirr raawi, al Khatiib al Baghdadi 1/79)
Imam Malik bin Anas rahimahullahu ta’ala berkata kepada seorang pemudaa Quraisy : “Wahai anak saudaraku, pelajarilah adab sebelum kau pelajari ilmu” (Hilyah Auliyaa’, Abu Nu’aim al Ashbahani 6/330)
dan masih banyak lagi perkataan dan atsar dari para salaf shalih kita, yang mana mereka lebih memahami agama ini dibanding kita, mereka anjurkan kita sebagai seorang muslim penuntut ilmu agar berakhlak dengan akhlak mulia dan terus mempelajarinya serta menerapkannya sebelum kita mempelajari cabang-cabang ilmu yang lain.
Mengapa harus adab?
Mengapa kita sebagai seorang penuntut ilmu diharuskan menguasai adab dan berakhlak mulia sebelum mempelajari cabang ilmu agama lainnya?
Jawabannya karena adab dan akhlak terpuji itu adalah kemuliaan yang besar dihadapan Allah begitupula manusia, dengan akhlak terpuji kita dapatkan berkah dari ilmu, dengan akhlak terpuji kita dapat dengan mudah berdakwah ditengah masyarakat, dengan akhlak terpuji akan tampak keindahan islam, dengan akhlak terpuji akan semakin tunduk dan patuh kita terhadap Allah ﷻ yang kita tak akan lancang melangkahi perintah dan laranganNya ﷻ .
Dewasa ini banyak kita saksikan para penuntut ilmu yang melakukan pelanggaran syariat, banyak penuntut ilmu yang tidak sopan terhadap gurunya, banyak penuntut ilmu yang sombong dan angkuh, banyak penuntut ilmu yang rusak pergaulannya, itu karena kurangnya pendidikan akhlak dan adab bagi mereka, hanya materi-materi pembelajaran saja yang kering akan hikmah mereka terima, tanpa diarahkan dan dibimbing untuk beradab dan berakhlak mulia, Wallahul musta’an
Tak jarang pula orang-orang yang telah kita anggap sebagai guru atau ahli ilmu, melakukan tindakan tak senonoh pula, tindakan yang melanggar etika dan norma yang ada, mereka berilmu namun tak beradab, Allahumahdinaa li ahsanil akhlaq
Saat sudah menjadi seperti itu, mereka merasa bahwa merekalah yang lebih pintar, maka tak ada gunannya orang yang mensihati mereka tentang adab dan akhlak yang terpuji, maka dari itulah pentingnya kita sebagai penuntut ilmu untuk mempelajari adab dan akhlak para salaf kita yang shalih dan menerapkannya dalam kehidupan kita sebelum mempelajari cabang ilmu lainnya
Pembaca yang budiman semoga rahmat Allah ﷻ selalu bersama kita, bukankah dengan sikap yang baik kita senang diperlakukan? bukankah dengan kelembutan dan keramahan kita menjadi nyaman bergaul?
Maka dari itu pembaca yang semoga rahmat Allah ﷻ selalu bersama kita, seyogyanya kita sebagai seorang Muslim membiasakan diri dengan akhlak yang terpuji sesuai dengan apa yang agama kita ajarkan, sesuai dengan apa yang para pendahulu shalih kita lakukan, agar tampak keindahan islam di mata dunia.
Dan hendaknya kita meminta pula akhlak yang mulia dengan berdoa
اللَّهُم اهدِنَا لِأَحسَنِ الأَخلَاقِ لَا يَهدِينَا لِأحسَنِهَا إِلَّا أَنتَ وَ اصرِف عَنَّا سَيِّئَهَا لَا يَصرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلَّا أَنتَ
Allahummahdinaa li ahsanil akhlaqi laa yahdiinaa li ahsanihaa illaa anta, wasshrif annaa sayyi’ahaa wa laa yasshrifu annaa sayyi’ahaa illaa anta
“Yaa Allah tunjukanlah kami akhlak yang baik karena tiada yang menunjukannya kepada kami kecuali Engkau, dan palingkanlah dari kami akhlak yang buruk, karena tiada yang bisa menjauhkannya dari kami kecuali Engkau”
HR. Muslim 771
Washallallahu ‘ala nabiyyinaa Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi ajma’iin
السلام عليكم و رحمة اللّٰه و بركاته
16 September 2019/17 Muharram 1441
Thariq Aziz al Ahwadzy
Ma’had Tahfiz Tarbiyah Insan Bekasi
Daftar Pustaka
- al Qur’an al-Karim (https://quran.kemenag.go.id/)
- Sunan Abu Daud (ar Rajihi project)
- Musnad Imam Ahmad (ar Rajihi project)
- Hilyah Auliyaa’ karangan Abu Nu’aim al Ashbahani (https://www.alukah.net/sharia/0/109504/)
- al Jaami’ Adab Raawi karangan al Khatib al Baghdadi (https://www.alukah.net/sharia/0/109504/)